Kisah Bhiksu Ju Xing
Bagian 6
Master Xu Yun mengamati Bhiksu Ju Xing, merasakan bahwa Ju Xing memiliki keistimewaan; dia menyadari bahwa kondisi batin pemuda ini telah melampaui sepuluh bahkan ratusan kali lipat dibandingkan para Bhiksu lainnya! Ketika perbaikan bangunan pagoda sedang dilakukan, Master Xu Yun sedang mengawasi jalannya pekerjaan, Bhiksu Ju Xing sedang mengangkat batu bata dan mendirikan dinding, melihat kedatangan Master Xu Yun, tiba-tiba dia berkata : “Guru! Setelah pagoda ini selesai dibangun, biarlah saya yang menjaganya, boleh tidak?” Master Xu Yun hanya menatap ke arah Bhiksu Ju Xing dan tidak memberi jawaban, beliau tahu bahwa kalimat ini hanyalah ucapan belaka! Beliau juga tahu bahwa tidak berapa lama lagi Bhiksu Ju Xing akan segera menghadapi ketidakkekalan!
“Boleh ya guru? Boleh ya?” Ju Xing terus bertanya.
Hati Master Xu Yun begitu pedih, air matanya hampir jatuh mengalir, namun dengan tegar beliau berusaha tegar dan menjawab : “Baiklah!”
“Terimakasih guru!
Master Xu Yun berkata : “Semuanya menuruti jalinan jodoh! Tidak boleh memaksakan diri!”
“Baik guru!”
Kemudian pada upacara pengambilan sila tahun itu, Master Xu Yun memperbolehkan Bhiksu Ju Xing turut serta menjadi saksi! Murid-murid yang hadir meminta Bhiksu Ju Xing menceramahkan Dharma.
Bhiksu Ju Xing berkata : “Saya meninggalkan keduniawian di pertengahan jalan, buta aksara, namun hanya dengan melafal sepatah Amituofo!”
Master Xu Yun menganggukkan kepala dan berkata : “Dengan melafal sepatah Amituofo, asalkan dapat meneladaninya rajin dan tidak malas, sepatah Amituofo juga merupakan keberhasilan! Sebaliknya jika terlalu pintar, niat pikiran bercabang-cabang, walaupun membaca banyak sutra, namun apa gunanya? Tak diduga, pemuda ini mampu mencapai kondisi batin yang mengagumkan, dia akan mencapai pencerahan lebih awal dibandingkan siapapun!
Bayangan masa lalu terus memenuhi pikiran Master Xu Yun, beliau mengetahui bahwa Bhiksu Ju Xing menggunakan raganya untuk dipersembahkan kepada orang banyak, merupakan kali yang terakhir, setelah itu dia akan menuju Alam Sukhavati! Malam itu Master Xu Yun membaca sutra untuk pelimpahan jasa buat Bhiksu Ju Xing, tiba-tiba Ju Xing mengetuk pintu untuk memberi salam.
“Guru! Murid akan pergi! Sengaja datang untuk pamit!”
Bhiksu Ju Xing melakukan namaskara, dengan linangan air mata berkata : “Setelah kepergianku, siapa yang akan menjaga guru?”
“Guru…!”
“Cepatlah pergi! Saya di sini membaca sutra untuk membantumu!”
Bhiksu Ju Xing bernamaskara lagi kemudian meninggalkan ruangan dan menuju kebun sayur di belakang vihara.
Sumber : 具行禪人修行略傳
具行禪人修行略傳
(六)
虛雲觀察具行,覺得異常欣慰;他知道這個青年人的進境已經十倍百倍於任何僧人了!修蓋海會塔之時,虛雲在看工,具行在挑擔石塊和砌牆,見到虛雲老和尚,他突然開口說話了,像個小孩子般天真地說:「師父!將來海會塔蓋成,我來守塔好嗎?」虛雲望著具行,不立即回答,他知道這句話是讖語!他知道具行就快要化去了!
「好麼?」具行繼續追問:「師父!好麼?」
虛雲心中一酸,淚水幾乎奪眶而出,勉強點頭說:「好罷!」「謝謝師父!」「一切隨緣啊!」虛雲說:「不可強求!」「知道了!」
然後,虛雲特許具行擔任這一年春戒的尊證!受戒弟子請具行開示。具行說:「我半路出家,一字不識,但知念一句阿彌陀佛而已!」
虛雲點頭嗟嘆,心說:「但知念一句阿彌陀佛,只要都像他這樣精勤不懈,一句也就足以成就了啊!倘若自恃聰明,心念紛歧,縱念萬卷經,又有何用?想不到,這孩子進境如此神速,他比誰都先證正果了!」
往事重現虛雲心頭,他知道具行這次售衣來供養大眾就是西去了!這一夜他為具行念經,具行來叩門,進來叩安。「師父!弟子要去了!特來叩辭!」具行拜伏在地,悲泣難抑:「弟子去後,誰來侍候師父?」虛雲說:「好孩子!你該怎麼辦您的事,你就去辦罷!不要因我誤了你的大事!」「師父……」具行哽咽難言:「師父……」「快去!」虛雲說:「我在這裡為你念經助你!」具行再拜,然後離去,他一逕向寺後的後園去了。