Ketika Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) menjelaskan tentang Li Ji (salah satu dari Lima Klasik Konfusianisme), ada sebuah kisah seorang Konfusianisme sejati yang bernama Zheng Xuan. Gurunya bernama Ma Rong yang juga merupakan seorang Konfusianisme. Murid Ma Rong ini telah mengikutinya belajar selama tiga tahun. Ma Rong memiliki sebuah kebiasaan dimana sewaktu mengajar dia akan mendengarkan lantunan irama. Ma Rong merupakan pejabat yang tinggi pada masa itu, makanya dia memiliki satu kelompok band, juga memelihara banyak anak gadis. Ketika sedang mengajar, dibelakang podium dipasang tirai, di dalam tirai kelompok band sedang memainkan musik, dia mengajar sambil mendengar musik. Murid-muridnya tidak memiliki kekuatan samadhi, melihat para gadis di belakang tirai, pandangan nya selalu diarahkan ke sana.
Namun ketika Ma Rong melihat Zheng Xuan selama 3 tahun selalu terfokus mendengarkan pelajaran, terhadap penari di belakang tirai sedikitpun tidak melirik. Maka itu Ma Rong sangat menyadari bahwa hanya ada satu orang yang dapat memiliki seluruh ilmunya. Dia juga memiliki firasat bahwa Zheng Xuan suatu hari kelak akan lebih mengungguli dirinya. Sesungguhnya hal ini adalah hal yang baik, namun sayangnya di hati sang guru ternyata malah timbul irihati, ingin mencelakai muridnya itu.
Setelah menamatkan pelajaran, para murid bersiap-siap untuk pulang ke tempat masing-masing, Ma Rong segera mengadakan jamuan buat mereka, setiap orang bersulang 3 cangkir arak kepada Zheng Xuan, seratus orang berarti 300 cangkir arak, dengan cara demikian membiusnya sampai mabuk. Dalam perjalanan pulang Ma-Rong telah mempersiapkan pembunuh bayaran untuk mencelakai Zheng Xuan. Zheng Xuan sangat bijaksana dan pintar, dia dapat melihat siasat gurunya, maka itu sejak awal dia sudah mempersiapkan usaha pencegahan. Dia memiliki kemampuan minum arak yang kuat, 300 cangkir arak dihabiskannya namun sedikitpun tak kehilangan tata krama. Dalam perjalanan pulang, dia menempuh jalur lain, maka itu dia sampai di rumah dengan selamat.
Maka itu manusia memerlukan sila, samadhi dan prajna.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 6 Juni 2013
李老師跟我們講《禮記》。《禮記》的註解,權威的註解是鄭玄註的,漢朝大儒,《周禮》、《儀禮》、《禮記》三禮,他都有註解,這是研究中國禮的專家,漢朝人,了不起的大儒。他的老師是馬融,馬融也是一代大儒,漢朝歷史,《漢書》裡頭都有他的傳。他是馬融的學生,在馬融那個地方學了三年。馬融講學還有個愛好,喜歡聽音樂,他官做得大,大概相當現在正部級的,做這麼大的官,所以他們家裡有樂隊,就是養的很多女孩子,樂隊。他講學的時候,講台後面拉個布幔,布幔裡面樂隊在奏樂,他一面聽音樂一面教學。學生沒有那個定功,看到後面女孩子,總是想偷偷去望望。可是他看到鄭玄這個學生在那裡三年專心聽講,對後頭的女樂從來沒有看一眼。所以他心裡有數,把他東西全部得到的就這個人。他想到這個學生將來一定超過自己,實在是好事,青出於藍而勝於藍,可這個老師還是有嫉妒心,這個嫉妒就造成了罪業,他想把這個學生害死。
學生學成要回去了,馬融就帶著同學到十里長亭去送他,每個人敬他三杯酒,一百個人三百杯,三百杯的典故就從這來的。就怎麼說?把他灌醉。他走的時候,路上他買了有殺手去害他,知道他從哪條路走。鄭玄有智慧,很聰明,看出老師的意念,他知道,所以他就有防範。他酒量大,三百杯喝下去,小小的禮節都不失。所以李老師講到這個地方,如果我們的酒量都像鄭康成一樣,釋迦牟尼佛這條戒就沒有,他喝不醉,他不會出事情。酒這條戒叫遮戒,是防禦的,本身沒有罪。他走的時候,分開之後,他走另外一條小路走了,他跟大家宣布從哪條路走,他不走,走的岔路,所以安全回家了。歷史上有這麼一個故事。
所以人要有戒,要有定,要有慧。
摘自 :二零一二淨土大經科註 (第三一四集) 2013/6/6