Master Chin Kung Bercerita
Bos Yang Bertumimbal Lahir Menjadi Anak Pembantunya
Pada waktu dulu, ketika saya memberikan ceramah di
Taipei, ada seorang Upasaka Wu, penduduk Ningbo, pernah berbisnis di Shanghai, di
masa tuanya dia belajar Ajaran Buddha. Dia memberitahukan kepadaku sebuah kisah
nyata, yang terjadi di Shanghai. Dia memiliki seorang teman yang juga pebisnis,
pada saat sebelum terjadinya Perang
Dunia Kedua, dia menjadi pembantu orang Jerman. Temannya ini orangnya sangat
jujur dan tulus, menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, maka itu pedagang Jerman
ini sangat menyukainya.
Setelah Perang Dunia Kedua meletus, pebisnis Jerman
ini pulang kembali ke negaranya, dan meminta agar pembantunya ini melanjutkan
bisnisnya, ternyata dibawah kelola temannya, bisnis ini maju pesat. Setelah perang selesai, bosnya juga tidak balik,
kabarnya sudah meninggal dunia, akhirnya seluruh harta benda jadi milik si pembantu,
tentu saja ini bukan diperoleh dengan niat jahat, tetapi oleh karena si pemilik
sudah wafat.
Kemudian dia mempunyai seorang anak, ketika putranya
itu berusia sekitar 11 – 12 tahun, saat itu si pembantu telah berusia 50 tahun,
di dalam sebuah jamuan pesta, mendadak dia
melihat wajah putranya itu seperti wajah bosnya orang Jerman itu (hanya dia
seorang saja yang melihatnya). Saat itu si pembantu telah belajar Ajaran
Buddha, dia segera berpikir bahwa putranya
ini mungkin adalah tumimbal lahir dari bosnya, maka itu dia segera mengumumkan
bahwa seluruh hartanya diwariskan kepada putranya, ini adalah cara yang pintar.
Ada lagi pernah suatu kali, putranya ini membawa
sepuluh keping uang (pada jaman tersebut ini merupakan nilai yang sangat besar),
dan jatuh ke lantai, teman ayahnya membantunya mengutip uang tersebut dan
berkata pada anak tersebut : “Panggil dulu saya paman, baru kukembalikan uang
ini kepadamu”.
Tetapi apa jawaban si anak? “Anda juga panggil dulu
saya paman, nanti saya berikan lagi sepuluh keping uang kepadamu”.
Ini menjelaskan adanya tumimbal lahir, tagih hutang,
bayar hutang, balas budi, balas dendam, ini adalah benar adanya. Buddha
membabarkan bahwa ayah dan anak memiliki empat jalinan jodoh, yang datang balas
budi akan menjadi anak dan cucu berbakti; yang datang balas dendam adalah
karena pada masa kehidupan lampau pernah menjalin permusuhan, anak cucu ini
akan membuat keluargamu hancur berantakan; yang datang tagih hutang, contohnya
seperti putra si pembantu itu; ada satu lagi yang datang membayar hutang, oleh
karena itu, dapat menjadi satu keluarga tak terpisahkan dari empat jenis
jalinan jodoh. Tentu saja karena sudah datang, kita harus tahu mengalihkannya,
mengubah jodoh buruk menjadi jodoh Dharma.
老闆投胎做兒子
我早年在台北講經,有一位鄔老居士是寧波人,過去在上海做生意,晚年學佛。他告訴我一件真實的故事,發生在上海,他的一個朋友也是生意人,在二次大戰之前,為一個德國人做小工。他的朋友很誠實,很守信用,做事很勤快,所以德國商人很喜歡他。二次大戰爆發之後,德國商人回國了,把公司託給他的朋友經營,他經營得不錯。戰後,老闆沒有回來,聽說已經死了,結果財產就變成他朋友的,當然這不是霸佔來的,而是因為主人死了,自然變成他的。
他有一個小孩,約十一、二歲,那年他過五十歲生日,在宴客當中,他突然之間,看到小孩的面貌像德國主人(只有他一個人看到)。這時他已經學佛了,曉得這可能是主人投胎到他家,做他兒子,所以,當時他就宣布財產全部給兒子,這是非常聰明的做法。
還曾經有一次,這個小孩身上帶了十塊錢(當時十塊錢很大),掉在地上,他父親的朋友把錢撿起來說:「你叫我一聲伯伯,我把錢還給你。」小孩反說:「你叫我一聲伯伯,我再給你十塊錢。」
這是說明人死投胎,討債、還債、報恩、報怨是真的,一點不假。佛講父子有四種緣,報恩來的是孝子賢孫;報怨來的是過去有仇恨、有過節,會搞得你家破人亡;討債來的,就像鄔老居士朋友的兒子;還有一種是還債來的,因此,凡是成為一家人不外乎這四種緣。但既然來了,我們要懂得轉變,把孽緣轉變成法緣。(節錄自《無量壽經菁華》02-18)